Perkawinan Tanpa Dihadiri Wali Perspektif Hukum Islam

A Muslimin, Habib Shulton A

Abstract


Abstract

This article examines marriage without the presence of guardians reviewed from the perspective of Islamic law. The background of this article is a marriage without the presence of a guardian is still a debate among lawyers and the public, because it refers to some opinions of the scholars who are also scholars differing opinions about the legal status of marriage without the presence of guardians. This type of article is a library research or library study, which is normative. The approach of analyzing this article is qualitative, the status of marital law without the presence of a guardian will be analyzed using the study of Islamic legal theory. The focus of this article study is how marriage without the presence of Islamic legal perspective guardian.

Abstrak

Artikel ini mengkaji tentang perkawinan tanpa dihadri wali yang ditinjau dari perspektif hukum Islam. Latar belakang artikel ini adalah perkawinan yang tanpa dihadiri wali masih menjadi perdebatan dikalangan ahli hokum dan masyarakat, karena merujuk dari beberapa pendapat para ulama yang memang juga para ulama berbeda pendapat tentang status hukum perkawinan tanpa dihadiri wali. Jenis artikel ini adalah library research atau studi kepustakaan, yang bersifat normative. Pendakatan analisis artikel ini adalah kualitatif, status hokum perkawinan tanpa dihadiri wali yang akan dianalisis menggunakan kajian teori hukum Islam. Fokus kajian artikel ini adalah bagaimanakah perkawinan tanpa dihadiri wali perspektif hukum Islam.


Keywords


Marriage without Guardians, Islamic Law, Marriage

Full Text:

PDF

References


Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam DI Indonesia, Jakarta: Akademika Pressindo, 2010, Ed. 1, Cet. 4.

Beni Ahmad Saebani, Fiqh Munakahat, Bandung: Pustaka setia, 2009, Cet. Ke-VI

Fauzan Januri, Pengantar Hukum Islam & Pranata Sosial, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), Cet. 1.

Gamal Komandoko, Ensiklopedia Istilah Islam, Yogyakarta: Cakrawala, 2009, cet. 1.

Majdi Fathi Ali Kuhail, Fatwa-fatwa Pernikahan dan Hubungan Suami Istri, Jakarta: Kalam Pustaka, 2006, Cet. Ke-1.

Muhamad Yunus, Kamus Arab Indonesia, Jakarta: Muhamad Yunus wa Dzurriyyah, 2010.

Muslim, Shahih Muslim, (Indonesia: Daru Ihya’ Al-Kutubul ‘Arabiyah, tt., juz. 1.

Nurul Irfan, Nasab dan Status Anak dalam Hukum Islam, Jakarta: AMZAH, 2013, Cet Pertama.

Slamet Abidin dan Aminuddin, Fiqh Munakahat 2, Bandung: Pustaka Setia 1999.

Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Jakarta: Intermasa, 2005, Cet. 32.

Syaikh Muhammad bin Qosim Al-Ghozi, Fathul Qorib Al-Mujib, Pasuruan: Darul Hifdhi, 2006.

Undang-Undang Pokok Perkawinan, Beserta Peraturan Perkawinan Khusus Untuk Anggota ABRI, Anggota Polri, Pegawai Kejaksaan, Pegawai Negeri Sipil, Jakarta: Sinar Grafika, 2006, Cet. Keenam.

Ya’qub Chamidi, Menjadi Wanita Shalihah & Mempesona, (no place Mitrapress, 2011), Cet. Ke-1.




DOI: http://dx.doi.org/10.30652/ml.v3i2.7749

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 A Muslimin, Habib Shulton A

Melayunesia Law has been indexed by:


Melayunesia Law is an open access under the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License (CC-BY-SA license)